Hal ini benar – benar sedang hangat untuk diperbincangkan. DPR yang sudah mengesahkan UU Cipta Kerja yang di mana membuat pada masyarakat Indonesia tidak setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh para DPR. Karena pengesahan dari UU Cipta Kerja itu dapat merugikan masyarakat. Sehingga membuat emosi dari masyarakat menjadi meluap, yang di mana para mahasiswa kembali turun kejalanan agar dan melakukan aksi demo agar suara dari para rakyat ini di dengar. Tetapi terkadang di dalam sebuah demo ada saja para oknum yang membuat suasana menjadi ricuh dan kacau, selain itu hadirnya provokotor yang membuat amarah massa menjadi meletup – letup. Sehingga menimbulkan sebuah kericuhan yang tidak dapat dihindari, salah satunya adalah dengan merusak fasilitas umum.
Kerusakan dari fasilitias umum ini terjadi di ibu kota Jakarta. Kericuhan yang terjadi membuat ngeri dan geleng – geleng kepala. Pasalnya mereka menghacurkan fasilitas umum berupa pos polis serta halte transjakarta, mereka menghancurkannya dengan cara membakarnya. Benar – benar aksi yang ngeri sekali untuk dilihat dengan mata kepala sendiri, membayangkannya saja sudah menegangkan. Pasalnya melakukan hal seperti ini dampak buruk yang akan terjadi adalah menimbulkan korban jiwa. Selain membakar dan menghancurkan fasilitas umum aksi lempar melempar batu pun tidak dapat terhindari. Ini membuat orang – orang baik itu dari massa atau polisi mendapatkan cidera di kepala dan dibadan yang diakibatkan terkenanya lemparan dari benda tumpul.
Selain itu kerusakan juga diterima oleh gedung Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menjadi bulan – bulanan emosi massa.
“Akan selidiki semuanya, videonya semua ini. Ini yang merusak perusuh, ada beberapa fasilitas,” * ucap Kombes Pol Yusri, Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Seseorang menduga bahwa hal yang buruk ini dapat terjadi seperti merusak fasilitas umum dan juga kericuhan yang terjadi karena adanya, gerombolan dari orang – orang yang menjadi penyusup di dalam massa yang sedang melakukan aksi demo. Yusri memberikan tambahan bahwa, “Korban polisi juga sudah enam yang (jadi) korban lukanya.” *.
Sampai sekarang yang dapat dikumpulkan itu jumlahnya menuju ke 1000 orang, yang di mana memang memiliki keterlibatan dari aksi ricuh dan kerusakan dari fasilitas umum yang dilakukan.
“Sudah hampir 1.000 yang kita amankan, itu adalah anarko-anarko itu,” * tambahan dari Yusri.
Sudah terjadinya fasilitas umum yang dirusak seperti halteu transjakarta, yang di mana membuat beberapa operasi menjadi terhenti atau bisa dibilang dihentikan. Salah satu yang terkena dampaknya adalah MRT yang menurunkan kebijakan untuk memberhentikan operasional Stasiun Dukuh atas. Ini memang diberlakukan secara sementara yang berarti nantinya akan beroperasi lagi. Hal ini dilakukan sebab kericuhan yang terjadi dari aksi massa yang melakukan demo.
“Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Dukuh Atas untuk sementara ditutup sore dan malam hari ini,” * tutur Muhammad Kamaluddin, selaku Corporate Secretary PT MRT Jakarta.
Situasi yang sudah terjadinya disana memang sudah hancur dan tidak karuan. Sudah bukan seperti demo, tetapi memang kumpulan dari amarah – amarah para pendemo, yang di mana ada ikut campur dari tangan oknum yang membuat suasana semakin memanas.
Tetapi masih ada stasiun yang masih bekerja sampa dengan sekarang yaitu stasiun lebak bulus sampai ke stasiun setiabudi astra.