KEJANGGALAN KEMATIAN EDITOR METROV TV, KARENA BUNUH DIRI?

Yodi Prabowo sebagai editor dari Metro TV yang dinyatakan hilang selama dua hari. Pada akhirnya di temukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa di pinggir tol lingkar luar ,jalan Ululjami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada hari Jumat 10 Juli 2020.

Jenazah dari Yodi Prabowo yang di temukan oleh ke tiga orang anak yangsedang bermain layangan. Setelah itu kepolisian mengotopsi jenazah, dan dari hasil otopsi di temukan luka tusuk dari benda tajam di bagian leher dan dada. Polisi mengamankan sebilah pisau, yang di duga Yodi meninggal diakibat kan karena pembunuhan.

Polisi mempunyai dua praduga, yang menjadi akibat dari tewas nya Yodi Prabowo ini. Kepala Satuan Reserse Criminal Polres Jakarta Selatan Ajun Komisarin Besar, Irwan Susanto menyebutkan awal kasus kematian dari Yodi.

“Intinya Kami Ada Dua, Apakah Itu Ada Pelakunya Sehingga Korban Meninggal Atau Dengan Dirinya Sendiri Sehingga Menyebabkan Meninggal. Itu Sementara Yang Kami Bisa Sampaikan Analisa Awal,”(sumber metro.tempo)  ucap Irwan di Kantornya, Senin (13/7/2020).

Tidak ada barang pribadi yang hilang dari Yodi. Barang pribadi nya Yodi yaitu satu unit motor Honda Beat, kamera, dan dompet berada di badan nya.

Pisau yang di temukan di TKP berasal dari warung langganan nya. Yodi sering mengunjungi warung yang berada di bilangan Pesanggrahan , Jakarta Selatan. Warung itu pernah di curigai sebar asal mula pisau dapur ini mendarat di dada dan leher Yodi. Anjing pelacak pun di kerahkan ke warung tersebut. Pemilik warung tersebut mengatakan bahwa dia mengenal sosok Yodi.

Setelah melalui dua pekan lebih dalam menjalani penyelidikan, polisi akhirnya mengungkapkan bahwa penyebab dari tewas nya Yodi setelah semua fakta di kumpulkan tewas akibat bunuh diri.

Hasil akhir ini di dapatkan setelah polisi melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti – bukti yang ada di tempat kejadian.

“Dari beberapa faktor penjelasan TKP dan keterangan ahli, olah TKP, bukti pendukung, dari keterangan lain, maka penyidik berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri,”(sumber kompas.com)  ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimimum) Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Tubagus mengatakan bahwa Yodi tewas akibat bunuh diri karena mengalami depresi, setelah melakukan pemeriksaan ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM.

Hasil dari penyelidikan, Yodi pernah menjalankan te dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin di RSCM, dan di arahkan oleh dokter agar menjalani tes HIV.  Tim dari kepolisian menemukan da nya bukti catatan transaksi keuangan di RSCM Kencana. Kemungkinan dari terjadi nya depresi diperoleh polisi dari pemeriksaan dan keterangan saksi ahli psikolog forensik.

“Adakah kaitannya dengan dugaan bunuh diri? Sangat terkait kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi, tetapi ini dijelaskan oleh ahli di bidang psikologi forensik,” (sumber kompas.com) ucap saksi ahli psikolog forensik.

Ibunda Yodi, Turina mengaku tidak puas dengan hasil akhir sementara kepolisian yang menyebutkan bahwa anak nya tewas karena bunuh diri. Turinah menuturkan bahwa terdapat kejanggalan yang berada di jasad anak nya yang mempunyai banyak luka tusukan.

“Kalau dia bunuh diri, nggak mungkin dia. Lukanya banyak, Mas, di dada, ya kan, banyak tusukan. Udah gitu, lukanya dalam semua, sampai menembus jantung dan paru-paru itu, kalau sampai nembus jantung dan paru-paru, apa dia ada daya untuk nyabut lagi, dipindahin lagi ke leher? Logikanya kan gitu, yang di leher kan dalam, di situ saya janggalnya,” (sumber detik.com) ucap ibu Turinah.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *